INILAH RAHASIA SUFI TIDAK MARAH WALAU DIBULI DAN DICACI
Tasawuf itu revolusi spiritual yang radikal. Orang sufi kalau ngomong tidak peduli mau ditanggapi positif atau negatif, bahasa kasarnya ndablek, bahasa halusnya lillahi ta'ala. Ketika gagal tidak putus asa atau minder, ketika mendapat pujian tidak sombong, itu orang tasawuf. Gusdur itu ndablek haha. Sekarang kalau ada orang ngejek saya, membuli saya, mas Ulil, Mas Muqsith atau Gusdur, semua yang diucapkan manusia ini adalah kalimat Allah sebenarnya, ya biarkan saja wong kalimat Allah kok. Kalimat Allah, kalamulllah melalui mulut orang itu. Ada orang menjelekkan saya ya itu kritikan dari Allah. Kalau ada orang muji-muji saya, ya itu amal kita diterima oleh Allah. Nggak usah sombong. Dan nggak usah minder kalau dicaci-maki, wong itu kalamullah kok. Paham atau nggak?!.
Tasawuf bukan urusan ibadah, orang rajin ibadah belum tentu tasawuf. Tasawuf bukan Akhlakul Karimah, orang terlihat berakhlak baik belum tentu hatinya betul-betul baik. Belum tentu sikapnya itu menjadikan maqom dalam hatinya. Bukan pula ilmu hikmah. Definisi awal Tasawuf adalah mencari kebenaran dan berpaling dari kepalsuan, karena kita ini hidup di alam penuh kepalsuan. Ada kepalsuan gelar, kepalsuan gamis, kepalsuan jenggot, kepalsuan dasi, kepalsuan jas, ada kepalsuan jabatan dll.
Usahakan anda ini kalau melihat sesuatu, hakikatnya, kebenarannya, jangan kamuflase lahirnya. Usahakan. Lihat perempuan cantik pelan-pelan, lihat lagi benar-benar cantik apa nggak?. Melihat orang tinggi besar pakai sorban lantas wow, halah orang yang kluyar-kluyur di Jawa Timur itu hanya guru ibtidaiyah di (arab) sana, orang penting tidak mungkin kluyar-kluyur ke jawa timur, dia sibuk. Dia punya pekerjaan berat di sana, tidak mungkin seenaknya berminggu-minggu berbulan-bulan kluyar-kluyur di Madura dan di Tapal Kuda.
Orang Madura dan tapal kuda itu kalau ada orang pakai gamis, wodooow, pada rebutan cium tangan sama ngasih uang ada yang 100 ribu, dua puluh ribu, kalau hanya bersarung dan berbaju batik seperti saya ini dianggap tidak begitu islam, ini namanya masih terjebak dengan penampilan dan pakaian, masih belum mendapatkan hakikatnya.
Sekali lagi mari kita belajar bagaimana melihat atau menilai seseorang itu hakikatnya, jangan sampai tertipu oleh kepalsuan.
Kemudian definisi tasawuf berkembang lagi. Dzun Nun Almishri mengatakan tasawuf itu selalu mendahulukan Allah mengalahkan segalanya, maka Allah akan mendahulukan kita mengalahkan lainnya. Dzun Nun Al-Mishri ini terkenal punya banyak cara mendekatkan diri kepada Allah diantaranya melalui suara yang indah, musik yang indah. Beliau punya pandangan musik itu suara kebenaran bukan kebohongan, yang bohong itu mulut manusia. Musik adalah suara universal, suara haq yang bisa menggugah hati mencapai hakikat. Maka kita tidak heran ketika melihat thariqat maulawiyah selalu mengiringi dzikirnya dengan seruling. Barangsiapa mendengarkan musik dengan tulus ikhlas akan menemukan hakikat, barangsiapa mendengarkan musik dengan hawa nafsu maka akan menjadi zindiq. Jadi teori Dzun Nun al-Mishri agar kita bisa segera mencapai hakikat maka diantar dengan musik. Lepas dari Fiqh semua ini.
(KH Said Aqil Siradj, diposting oleh Channel Youtube Kajian Al-Qur'an Pesantren Al Kap tahun 2020)