Thursday, 12 April 2012

Apa Yang Salah Dari Tarekat ?

Oleh : T. Muhammad Jafar SHI**
Tema diatas muncul dari intensnya penulis mendengar pernyataan, pertanyaan dan statement yang sinis, miris, miring dan menyesatkan tentang tarekat. ”. Klausul-klausul di atas muncul dari berbagi kalangan, mulai dari Ulama-ulama, teman-teman mahasiswa, akademisi, aktifis NGO, terlebih lagi kalangan Islam Fundamentalis,
intinya kebanyakan muncul dari kalangan terpelajar. Asbabun nuzul tulisan ini sebenarnya bukanlah sebagai pembelaan untuk menyatakan bahwa tarekat itu tidak salah dan tidak sesat, karena tarekat tidak pernah perlu pembelaan dari apapun, karena semua kebenaran adalah relatif, tidak ada kebenaran absolut didunia ini diluar Tuhan, kebenaran absolut hanya ada pada Tuhan.
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan sedikit pencerahan terhadap frame dan logika berfikir saudara-saudara kita diatas. Kalau tulisan ini sebagai bentuk pembelaan, maka bukan pencerahan namanya, tapi debat kusir yang tidak logis dan ilmiah, karena hanya akan menampilkan justifiksi dalil-dalil Ayat dan ”Hadits”, sehingga kita disibukkan dengan menghafal saja, menghafal ayat ini, hadits itu, tanpa berfikir sama sekali. Bagaimana ada pencerahan kalau hanya dengan menghafal. Kondisi seperti inilah yang membuat kita akan semakin mundur dan terus mundur, karena sekarangpun sebenarnya kita berada pada kondisi yang sangat mundur bila dibandingkan dengan kondisi dimana ilmu pengetahuan mendapatkan tempat dalam Islam, ketika semua golongan bebas berdebat, bebas berargumen, tanpa saling mengkafirkan.
Bagaimana tidak mundur, yang dikedepankan adalah monopoli tafsir dan penyeragaman, yang benar hanyalah satu golongan mayoritas, dengan segala justifikasi ayat Qur’an dan ”Hadits” Apa yang akan terjadi dengan kondisi diatas dengan mudah akan dapat kita tebak. Tidak ada dinamisasi, tidak ada dialektika. Sehingga statis akhirnya, mandeg, hanya jalan ditempat dan selalu mengulang-ngulang yang itu-itu saja secara turun temurun.. Perumpamaan ini persis seperti pernyataan Karl Marx : mereka punya semuanya, tetapi mereka berjalan dengan kepala terbalik hari ini”. Umat yang dihasilkan dengan metode seperti ini adalah umat yang mabok agama, sehingga ketika mereka mabok, dengan seenaknya saja mengkafirkan, menyesatkan yang lain, menyalahkan yang lain. Dilevel ini agama hanyalah sebagai candu, agama hanya diperlukan untuk mengkafrikan, bukannya mencerahkan.
Tulisan ini sebenarnya juga pengalaman pribadi yang penulis alami. Dimana latar belakang penulis sebelumnya adalah seorang aktifis berhaluan kiri (sosialis). kemudian tertambat hatinya pada jalan tarekat. Hal ini tentu menimbulkan kehebohan, dan keheranan yang luar biasa, sama seperti herannya seorang sophie Admunsend dalam novel filsafat ”Dunia Sophie” ketika menerima surat misterius yang isinya menanyakan ” siapakah saya, darimana asalnya dunia ?. kawan-kawan penulis tak habis pikir bagaimana bisa seorang yang dianggap telah beraqidah kiri dan bertauhid sosialis bisa mengikuti jalan tarekat.
Ada Apa Sebenarnya ?
Mengapa Pemikiran seperti diatas ini bisa muncul dengan gampang dikalangan akademisi, aktifis-aktifis LSM, dan para mahasiswa yang bisa kita katakan masuk dalam golongan “terpelajar”. Mengapa di benak saudara-saudara kita ini masih bisa dengan mudah menyesatkan, mengkafirkan, semua yang diluar level Syari’at ?. apalagi tarekat. Ada apa sebenarnya ini ?.
Logikanya mereka pasti seperti ini, semua mereka bersandar kepada aturan agama, inilah landasan yang sering mereka pakai untuk menjustifikasi tindakan takfir, mereka ibarat tentara-tentara Tuhan yang siap membela agamanya, dari pihak-pihak yang dianggap menggerogoti Syari’at (Islam), terutama yang dianggap anasir diluar Syari’at (Islam), dimana tarekat termasuk salah satunya. Tapi tunggu dulu, apakah hanya karena landasan membela Syari’at sehingga mereka melakukan tindakan takfir dan vonis sesat ?.
Dalam sejarah Islam dan lebih khususnya Arab, gerakan-gerakan membela Syari’at, adalah bermuara pada gerakan ”berkedok” pemurnian kembali Islam, yang digelontorkan oleh Abdullah ibn Wahab, yang kemudian menjadi tauhid Wahabisme, dengan tujuan menyeragamkan semua, bahwa Islam yang benar adalah Islam Arab, tasawuf dan tarekat itu adalah pengaruh dari luar Islam, jadi harus dihancurkan, dimusuhi. Saudara-saudara kita diatas (Ulama,Akademisi, Aktifis LSM, Mahasiswa, gerakan fundamentalis) secara tidak sadar, dengan dalih berpijak diatas Syari’at dan membela Syari’at ternyata adalah perpanjangan tangan dari cita-cita dan Millenium Goalnya wahabi. Sungguh ironis, benar akhirnya, kalau pola seperti ini terus berlangsung, bukannya power Islam dan pencerahan sebagai agama yang kita tuai, tetapi kemunduran dalam beragama, berperadaban dan semua kompetisi global.
Sekarang kita bertanya lagi, apanya yang paling murni Islam ? apakah yang paling murni itu budaya-budaya badui yang keras sebagai daerah asal lahirnya wahabi, yang kemudian mempengaruhi lahirnya ayat-ayat Qur’an ? , apakah yang paling murni itu kebiasaan-kebiasaan ibadah Arab Jahiliyah, yang kemudian diadopsi oleh Islam secara lebih beradab?. Apakah tradisi-tradisi arab, yang sangat berbeda konteksnya dengan Indonesia, Aceh, Sulawesi, Kalimantan dll. Apakah ayat-ayat Al-Quran itu tidak ada pengaruh Israiliyat didalamnya ?. Apakah Ibadah, Mu’amalah, Jinayah, politik dalam Islam itu tidak ada pengaruh agama lain, kepercayaan lain ?.
Saya menantang kawan-kawan diatas, Akademisi, Aktifis LSM, mahasiswa, kaum Fundamentalis, yang sangat suka sekali mengkafirkan, memvonis sesat semua yang dianggap bertentangan dengan Syari’at untuk menjawab ini. Karena semua itu harus ilmiah, logis, dan bisa diterima akal, jangan hanya bersandar kepada Aqidah, seolah-olah anda semua begitu yakin Allah SWT tersenyum dan mengizinkan semua tindakan-tindakan anda dan mendapatkan ganjaran pahala yang berlimpah-limpah atas tindakan anda itu. Silahkan jawab pertanyaan diatas, biar kita semua tahu siapa sebenarnya penghambat kemajuan Islam, dan siapa perusak Islam dari dalam, jangan sebentar-bentar semua yang berbeda dengan Syari’at dicap penghambat kemajuan Islam dan perusak Islam.
Mari Kita Luruskan.
Agar umat Islam maju, tercerahkan dan mempunyai power luar biasa. Semua yang diatas harus kita luruskan. Apakah ada kebenaran absolut diluar Tuhan ?. tidak ada, diluar Tuhan, kebenaran itu relatif semua. Apakah yang suka melakukan takfir itu (Ulama, Akademisi, Aktifis LSM, Mahasiswa, kaum fundamentalis) sudah kenal dan berjumpa dengan Tuhan Sehingga tahu mana kebenaran absolut. Kalau belum, mengapa sebegitu beraninya melakukan tindakan itu ?.
Perlu diketahui dan disadari oleh kawan-kawan dalam kurung diatas, bahwa :
  1. Ibadah-ibadah yang dilakukan umat Islam termasuk yang anda lakukan hari ini, itu semua adalah hasil pemikiran ulama-ulama. Sebagai contoh, tidak ada disebutkan dalam al-Quran itu rukun 13 dalam shalat dan banyak contoh yang lain. Tidak ada ayat-ayat yang tegas dalam al-Quran yang menyatakan ayat ini muhkamat dan ini mutasyabihat.
  2. Persoalan-persoalan Aqidah : kafir mengkafirkan dan sesat menyesatkan dan saling menghalalkan darah, sejarah lahirnya itu hanya dari persoalan kekuasaan (rebutan kursi). Setelah Rasulullah meninggal, yang pertama dilakukan adalah persoalan rebutan kursi, sehingga jenazah Rasulullah sampai dua hari tidak dimakam. Puncaknya adalah perang yang terjadi antara Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah yaitu perang perebutan kekuasaan, setelah inilah persoalan-persoalan Aqidah mencuat, berdialektika, mendarah daging sampai sekarang dan yang paling menonjol ya takfir.
Kesimpulan singkat, dua hal diatas semua adalah hasil pemikiran dan hasil pemikiran itu relatif semua, tidak ada yang absolut, tidak bisa anda membenarkan secara absolut satu pemikiran, dia bisa saja beragam dan semua benar secara masing-masing dan secara sendirinya. Anda baru boleh mengatakan semua itu benar secara absolut ketika anda sudah berjumpa dan kenal dengan Tuhan. Pertanyaannya, Apakah anda sudah berjumpa dan kenal dengan Tuhan, bercakap-cakap lansung, berdialog empat mata, dan sebagainya. Jika tidak, mengapa anda begitu berani melakukan kerja-kerja yang sebenarnya itu adalah wilayah Tuhan, legitimsi apa yang anda pakai, sedangkan berjumpa dan kenalpun belum. Bagaimana anda tahu Tuhan mengizinkan dan senang dengan tindakan-tindakan mengkafirkan dan menyesatkan yang anda semua lakukan ?.
Jika demikian adanya, apanya yang terlalu anda yakini dan anda banggakan kawan, dalam menilai Aqidah, keimanan, ibadah seseorang. Apakah anda Tuhan yang dapat mengkafirkan seseorang ?. sedangkan ibadah-ibadah yang anda lakukan sendiri hanyalah hasil pemikiran, sedangkan landasan yang anda pakai dalam mengkafirkan dan memvonis sesat seseorang yang merupakan ranah aqidah hanyalah hasil pemikiran manusia berlatar rebutan kursi, sedangkan ibdah-ibadah yang anda lakukan masih spekulasi semua, tidak ada kepastian, anda tidak bisa mengukur bahwa anda akan masuk surga dengan tindakan-tindakan anda itu, karena itu adalah hak absolut Tuhan, berarti anda-anda sendiri belum benar, bagaimana anda begitu berani membenarkan orang lain.
Ketika ada jalan tarekat yang berfungsi sebagai jalan untuk mengenalkan Tuhan, anda mengatakan itu sesat. Jumpa dan kenal dulu dengan Tuhan, biar anda tahu bahwa dimensi agama itu luas dan indah dan tidak hanya Syari’at. Syari’at seperti yang selama ini anda yakini dan pahami hanyalah level awal dalam beragama, baru kulit kawan. Belum intisarinya, baru ampas kelapanya, keras itu. Masih ada santannya didalam, masih ada minyaknya. Wajarlah jika pemahaman agamanya masih sebatas ampas dan batok kelapa yang keras, maka umat yang dihasilkanpun umat yang keras-keras, penuh kekerasan, beda sedikit kafir, bakar, bunuh, hancurkan, musnahkan, pakai Allahu Akbar lagi, merusak bar-bar, orang ditampar-tampar. Tidak ada indahnya Islam seperti ini, sampai kiamatpun umat Islam tidak akan pernah tercerahkan dan maju dengan kondisi umat seperti ini.
Kawan, beragama itu ibarat sekolah, ada SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi (S1, S2,S3). Diatas Syari’at itu masih ada lagi yang lain, jangan anda pikir Syari’at sudah harga mati Ada empat tingkatan yang harus dilalui kalau anda dan umat Islam ingin tercerahkan dan maju dan tidak saling gontok-gontokan, ada Syari’at, Tarekat, Hakikat, Ma’rifat. Anda-anda semua yang suka mengkafirkan itu masih dilevel SD, sedangkan pihak yang anda kafirkan itu sudah S1,S2,S3 bahkan Profesor, ya tidak nyambung kawan. Masak anda memvonis orang yang sudah S3 dengan metode-metode SD. Ditertawakan anda oleh orang lain.
Terus apanya yang salah dengan Tarekat ?. salahkah ketika yang diajarkan itu adalah jalan berjumpa dan mengenal Tuhan, karena yang absolut itu adalah Tuhan, salahkah ketika yang diajarkan adalah keikhlasan dalam menyembah Tuhan, bahwa dengan cinta semua itu dilakukan, bukan karena rebutan kursi, atau pamrih lain. Misalnya naik pangkat, mendapatkan kekayaan atau mendapat pujian yang luar biasa setelah memvonis yang lain sesat, atau menghalalkan dan mengharamkan sesuai dengan pesanan. Salahkah ketika yang diajarkan itu adalah hubungan kemanusiaan humanis, berdasarkan cinta bukan berdasarkan kepentingan. Salahkah ketika yang diajarkan adalah sebuah kepastian, bukan spekulasi-spekulasi tidak menentu dalam ibadah. Salahkah ketika yang diajarkan itu menyingkapkan kondisi-kondisi psikologis, menganalisa tingkah laku dengan bertumpu pada pengalaman langsung dan pengetahuan lansung (Al-Irfan). dan yang paling pokok, tarekat adalah jalan ilmiah yang diperlukan untuk mengenalkan dan menjumpakan dengan umat dengan Tuhan. Ketika kita percaya Tuhan itu ada, bagaiman cara menjelaskan ini, sehingga Ilmiah, Logis dan dapat diterima akal. Apa dijelaskan dengan Syaria’t, tunggu dulu. Umat akan semakin bingung. Satu-satunya cara untuk menjelaskan Tuhan dengan Ilmiah, logis adalah tarekat. Salahkan ini ?
Terakhir, pola-pola diatas sangat dipengaruhi oleh doktrin Arabisasinya Wahabi, melalui pendidikan, organisasi-organisasi fundamentalis, gerakan-gerakan yang ingin mendirikan kekhalifahan Islam, partai poltik dan organisasi-organisasi kemahasiswaan Islam lainnya. Mereka ingin mengarabkan dimana saja umat Islam berada. Sehingga semua yang berbeda dengan Arab itu sesat dan harus dimusnahkan. Sudahkah anda tahu siapa dan pihak mana yang sebenarnya menghancurkan Islam dari dalam ?. siapa yang sebenarnya ingin menghancurkan keragaman Islam yang sebenarnya merupakan kekuatan luar biasa dengan penyeragaman Arabisasinya ?. Dan, silahkan semua umat Islam melakukan ini semua, jika ingin tetap mundur tanpa pernah maju, kolot, rigid, dan tak pernah tercerahkan. Juga, jangan suka sekali melakukan takfir karena anda-anda adalah perpanjangan tangan Wahabi yang ingin menyeragamkan semua sesuai dengan Arab, Indonesia bukan Arab, Aceh bukan Arab. Biarkan Indonesia tetap Indonesia dan beragama sesuai dengan kultur Indonesia. Inti Agama Islam bukan Arab tapi Tuhan, Allah SWT.
**Penulis adalah alumni Fakultas Syari’ah dan Mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Ar-Raniry, Konsentrasi Pemikiran Dalam Islam.

No comments:

Post a Comment