Wednesday 23 August 2017

DAHSYATNYA DOA SEORANG SUFI

DAHSYATNYA DOA SEORANG SUFI
Abu Abdullah Al-Makanisi menuturkan, “Saya pernah berada di sisi Al-Junaid, lalu datanglah seorang wanita dan minta doa kepadanya, “Doakanlah saya kepada Allah. Putera saya telah hilang.”
“Pulang dan bersabarlah,” saran Al-Junaid.
Wanita itu kembali pulang kemudian datang lagi kepadanya dengan mengatakan seperti sebelumnya berkali-kali.
“Bersabarlah!”
“Kesabaran saya sudah habis. Tidak tersisa sedikitpun,” kata wanita itu.
“Jika begitu, pulanglah. Puteramu sudah kembali.”
Wanita itu akhirnya pulang dan segera kembali menemui Al-Junaid untuk mengucapkan terima kasih atas doanya yang terkabul.
“Bagaimana Tuan bisa tahu hal itu?” tanyanya heran.
Jawab Al-Junaid.”Allah telah berfirman: ‘Atau siapakah yang telah memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan jika berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan’ (QS An-Naml: 62).”
Doa adalah ibadah sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Saw., “Doa itu otak ibadah.” Karena itu, melaksanakan ibadah lebih utama daripada meninggalkannya. Berdoa adalah hak Allah yang harus dipenuhi. Jika doa itu belum dikabulkan dan belum tercapai apa yang diinginkannya, maka dia telah melaksanakan hak Allah karena hakikat doa adalah ungkapan kebutuhan ibadah. Abu Hazim Al-A’raj mengatakan, “Melarang berdoa lebih berat bagi saya daripada tidak dikabulkan-Nya suatu doa.”
---Risalah Qusyairiyah

No comments:

Post a Comment